Pengertian Pantun

Definisi Umum Pantun

Definisi atau pengertian pantun adalah salah satu jenis puisi lama yang dikenal luas di Nusantara. Pantun berasal dari kata Patuntun yang dalam bahasa Minang mempunyai arti petuntun. Dalam bahasa Jawa, pantun dikenal sebagai parikan.

Sedangkan dalam bahasa Sunda, pantun dikenal sebagai paparikan. Bahasa Batak juga mengenal pantun sebagai umpasa atau dibaca sebagai uppasa. Pantun pada awalnya digunakan sebagai sastra lisan yang saat ini sudah banyak ditemui sebagai sebuah jenis karya sastra tertulis yang dibuat oleh para seniman di Indonesia yang tidak jarang melengkapi jenis karya sastra lainnya sebagaimana terdapat dalam pertunjukan opera dan seni.

Pengertian Pantun Menurut Ahli

1. Herman Waluyo

Menurut seorang ahli bernama Herman J Waluyo, pantun adalah jenis puisi melayu yang asli dan sudah lama mengakar dalam budaya masyarakat.

Baca Juga: pengertian data

2. Kaswan & Rita

Pengertian pantun juga diungkapkan oleh Kaswan dan Rita, yang menggungkapkan bahwa pantun merupakan salah satu jenis puisi melayu dimana dalam satu baitnya terdiri dari 4 larik dan mempunyai sajak a-b-a-b.

Untuk larik pertama dan kedua diberi nama sampiran, sedangkan larik ketiga dan keempat dinamakan isi yang tidak berisikan maksud dari sampiran, namun mengambil rima persajaknya saja sehingga enak didengar. Untuk dapat membuat pantun, sebaiknya anda membuat isinya terlebih dulu baru kemudian membuat sampirannya.

3. Alisyahbana

Alisyahbana sebagai seorang ahli juga tidak ketinggalan memberikan pengertian pantun sebagai salah satu jenis puisi lama yang dikenal oleh orang dulu dan telah dikenal masyarakat sejak lama sekali. Ciri utama pantun adalah setiap baitnya terdiri dari 4 baris dan berisikan sampiran serta isi pantun.

Sejarah Pantun

Pantun dikenal pertama kali dalam sejarah Melayu dan hikayat populer yang disipkan pada syari syair, contohnya syair ken tambunan.

peta pantun melayu
peta pantun melayu (melayu1305.blogspot.com)

Pantun berasal dari akar kata tun yang terdapat dalam bahasa nusantara. Van Ophysun seorang ahli, menduga bahwa pantun berasal dari bahasa daun daun, setelah beliau melihat ende ende mandailing dengan menggunakan dedaunan untuk menulis surat dalam hikayat percintaan.

Baca Juga: pengertian belajar

Menurut kebiasaan orang Melayu di Sibolga, terdapat kebiasaan antara seorang suami yang memberikan ikan belanak kepada istrinya dengan harapan agar istrinya beranak. Keberatan mengenai asal mula pantun dikemukakan oleh R.J. Wilkinson dan R.O. Winsted.

Kedua ahli tersebut mempersoalkan bahwa apa yang dikemukakan oleh Ophyusen tersebut adalah terbalik, seharusnya bukan pantun yang berasal dari bahasa daun-daun, namun bahasa daun-daunlah yang berasal dari pantun ini.

Hingga sekarang, pantun masih sangat populer di daerah Melayu dan banyak dipakai sebagai salah satu jenis karya sastra di Indonesia. Apalagi bagi anda yang menyukai pementasan drama, ketoprak, atau sitkom, maupun lenong, pasti akan banyak dijumpai adegan balas berbalas pantun antara satu pemain dengan pemain lainnya yang semakin menambah keriuhan dalam pertunjukan yang sedang berlangsung.

Ciri-Ciri Pantun

Karakteristik yang dimiliki oleh pantun secara umum diantaranya adalah :

  1. Terdiri dari 4 baris atau 4 larik.
  2. Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
  3. Kata di akhir baris bersajak a-b-a-b atau a-a-a-a.
  4. Baris pertama dan kedua dinamakan sampiran yaitu pengantar awal pantun menuju isi pantun.
  5. Baris ketiga dan keempat merupakan isi dari pantun yang bersangkutan.
  6. Sampiran dan isi merupakan hal yang terpisah biasanya tidak saling berhubungan.
  7. Pantun merupakan karya yang sifatnya anonim, karena tidak diketahui siapa pengarangnya.

Peran Pantun Dalam Masyarakat

Pantun dapat berperan sebagai alat pemelihara bangsa karena pantun mempunyai peran sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur dalam berpikir. Seseorang yang berlatih pantun akan “dipaksa” untuk berfikir tentang makna kata sebelum diucapkan. Selain itu pantun juga bisa melatih seseorang untuk berfikir secara asosiatif, yaitu penggunaan kata yang saling terkait dengan kata yang lain.


Baca Juga: pengertian deskripsi

Dalam kehidupan sosial khususnya di Indonesia, pantun juga berfungsi sebagai alat pergaulan atau bersosial yang masih kuat hingga sekarang, bahkan di beberapa daerah di Indonesia menggunakan pantun untuk acara-acara adat / pernikahan. Pantun juga menunjukkan seberapa cepat orang berfikir dalam bermain kata-kata.

betawi pantun melayu
suku betawi adalah salah satu suku yang masih memiliki budaya berbalas pantun (palangpintubetawi.com)

Pantun juga mempunyai peran sosial sebagai alat penguat penyampaian pesan. Kedekatan pantun dengan nilai sosial ini bermula dari filosofi pantun “adat berpantun, pantang melantun” yang merupakan salah satu filosofi yang sangat identik dengan pantun.

Adagium tersebut mengisyaratkan bahwa pantun sangat dekat dengan nilai-nilai sosial dan bukan imajinasi semata. Hakikat pantun menjadi penuntun merupakan sebuah panutan. Penjelasan tersebut meneguhkan fungsi pantun sebagai sebuah penjaga dan media kebudayaan guna memperkenalkan dan menjaga nilai-nilai di masyarakat.

Tujuan Pantun

Terdapat beberapa tujuan pantun tergantung dari jenis pantunnya. Mengenai jenis-jenis pantun akan dibahas tersendiri dalam sub bab selanjutnya. Adapun tujuan pantun diantaranya adalah :

  1. Untuk menyampaikan nasihat.
  2. Untuk menyatakan rasa sayang.
  3. Untuk menyampaikan ajaran budi pekerti dan moral.
  4. Untuk kepentingan sosial.
  5. Untuk hiburan atau kejenakaan semata bagi masyarakat dan penikmatnya.

Struktur Pantun

Menurut Sutan Takdir Alisjahbana, fungsi sampiran dalam pantun ialah untuk menyiapkan irama dan rima yang berfungsi untuk mempermudah pendengar dalam memahami isi pantun. Hal ini bisa dipahami karena pantun merupakan sastra lisan.

Pola irama dan irama pada pantun secara eksplisit menegaskan adanya sifat keaslian dari pantun pada budaya Melayu dulu. pantun mempunyai dua pokok struktur utama berupa sampiran dan isi. Sampiran terletak di 2 baris atau larik pertama yang berisikan hal-hal yang sifatnya umum. Jantung pantun berada pada 2 baris atau larik terakhir dari pantun yang biasa disebut sebagai isi pantun.

Misalnya, satu larik pantun biasanya terdiri dari 6 sampai 12 kata. Namun, aturan ini tidak selalu berlaku dan sifatnya fleksibel. Pola rima umum yang berlaku pada pantun biasanya adalah a-b-a-b ataupun a-a-a-a.

Meskipun demikian, ada juga pantun yang disusun dengan pola dan rima a-a-b-b. Semuanya tergantung pada kekreatifan pembuat pantun karena pada dasarnya pantun merupakan salah satu bentuk dari karya sastra yang memang patut diapresiasi oleh seluruh warga masyarakat.

Baca Juga: pengertian pendidikan

Jenis-Jenis Pantun

Ada banyak macam-macam pantun yang tumbuh dan berkembang saat ini, antara lain:

1. Berdasar Sampiran

Pantun berdasarkan sampirannya, dibedakan menjadi :

a. Pantun mulia

Merupakan pantun yang mempunyai keterkaitan sampiran dan isi. Kata-kata yang diungkapkan pada sampiran merupakan adanya indikasi keterkaitan pada isi pantun.

b. Pantun tak mulia

Merupakan pantun yang tidak mempunyai keterkaitan antara sampiran dan isi. Pantun ini adalah lawan dari pantun mulia yang sudah disebutkan diatas.

2. Berdasar Isinya

Berdasarkan isinya, pantun dibedakan menjadi :

  1. Pantun anak-anak
  2. Pantun persahabatan
  3. Pantun nasihat
  4. Pantun agama
  5. Pantun budi pekerti
  6. Pantun jenaka
  7. Pantun pahlawan
  8. Pantun cinta
  9. Pantun teka-teki, dan
  10. Pantun perpisahan.

Contoh Pantun

asam gula asam kandih

belanja baju di rawa rawa

Janganlah kau terus bersedih

Tidak baik menyimpan duka

 

ke gunung terus menanjak naik

jangan lupa membawa tomat

Jadilah anda orang yang baik

Sehingga sukses dan bermanfaat

Originally posted 2018-01-25 10:00:02.


Leave a Comment

Tutup Iklan