Pengertian Drama

Definisi Umum Drama

Definisi atau pengertian drama adalah sebuah genre atau salah satu jenis dari sebuah karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan adanya gerak gerik tertentu. Drama menggambarkan suatu realita kehidupan, tingkah laku dan juga watak manusia berdasarkan peran yang didukung dengan adanya dialog dalam sebuah pementasan.

Kisah dan juga cerita dalam sebuah drama memuat emosi serta konflik yang memang ditujukan untuk ditampilkan dalam sebuah pertunjukan teater dan pementasan tertentu.

Baca Juga: pengertian teks prosedur

Naskah drama pun disusun dan dibuat sedemikian rupa yang dapat dientaskan dan dapat pula dinikmati oleh para penonton. Drama memerlukan adanya kesinambungan dan kualitas yang tinggi dalam komunikasi, situasi, juga aksi yang dilihat melalui bagaimana konflik dan masalah dapat ditampilkan secara utuh dalam sebuah pementasan.

Definisi Drama Menurut Ahli

Ada banyak ahli dalam hal ini aktris / aktor yang mendefinisikan drama, antara lain :

1. Moulton

Menurut Moulton, seorang ahli, drama disebut sebagai sebuah kisah hidup yang didalamnya terdapat gambaran tentang bentuk gerak serta disajikan dalam sebuah tindakan.

2. Balthazar Vallhagen

apa itu drama
apa itu drama? (Bright Young Things Drama)

Menurut Balthazar Vallhagen, drama adalah seni yang mampu menggambarkan sebuah alam dan sifat manusia yang ditampilkan dalam bentuk gerakan. Menurut Ferdinan Brunetierre, drama seharusnya melahirkan keinginan dari sebuah aksi dan juga gerakan.

Seorang ahli dari Indonesia juga tidak kalah mengemukakan definisi dari drama, yaitu sebuah genre sastra yang menunjukkan adanya penampilan fisik dan lisan dari setiap percakapan dan dialog.

3. Handayani

Sedangkan menurut Seni Handayani, drama adalah komposisi dari dua cabang seni, yaitu sastra dan pertunjukan yang nantinya akan membagi drama menjadi dua bentuk, yaitu drama teks tertulis dan drama yang dipentaskan.

Sejarah Drama

Drama sebagai salah satu bentuk pagelaran seni dan pertunjukan, tentunya sudah ada sejak jaman dulu sejak jaman nenek moyang kita. Dari jaman dulu sudah banyak orang yang bermain peran dalam drama. Bukti tertulis yang dapat dipertanggungjawabkan dalam mengungkap hal ini adalah bahwa drama sudah banyak dipentaskan dan populer sejak abad ke-5 sebelum masehi.

Baca Juga: pengertian drama

Sejarah drama ini didukung dengan adanya penemuan naskah drama kuno dari bangsa Yunani yang ditulis oleh Aeschylus, seorang tokoh yang hidup pada tahun 524 hingga 456 sebelum masehi. Dalam drama yang ditulisnya, terdapat lakon yang digunakan sebagai persembahan untuk dewa dewa.

Sejarah kelahiran drama juga dikenal di Indonesia sebagaimana kelahiran drama di Yunani. Di Indonesia, drama diawali dengan adanya upacara kegamaan yang diadakan oleh para pemuka agama. Pada intinya, para pemuka ini akan mengucapkan sebuah mantra dan juga semacam doa sembari mempertunjukkan suatu karya sastra kepada khalayak ramai.

Unsur-unsur Drama

Dalam sebuah drama, terdapat beberapa elemen yang harus ada, yaitu :

1. Tema

Tema merupakan ide pokok ataupun sebuah gagasan utama dari sebuah cerita dalam drama.

2. Alur

Alur, merupakan jalan cerita sebuah pertunjukan drama mulai dari babak awal hingga babak yang terakhir.

3. Tokoh

Tokoh atau pelaku drama yang dapat terdiri atas tokoh utama dan tokoh pembantu. Masing-masing tokoh mempunyai watak antagonis (jahat) dan watak protagonis (baik).

4. Setting

setting tempat drama
setting tempat drama (cssd.ac.uk)

Latar atau setting berupa gambaran tempat, waktu dan tentunya sebuah situasi peristiwa yang ada pada sebuah cerita drama.

5. Amanat


Amanat drama, berupa sebuah pesan yang disampaikan oleh si pengarang kepada penonton sebuah drama.

Ciri-ciri Teks Drama

Dalam sebuah drama modern, tentunya pemain drama berpedoman menggunakan teks drama untuk dapat memainkan perannya. Ciri-ciri teks drama biasanya berbentuk dialog,baik itu tokoh maupun naratornya. Semua naskah dialog dalam drama, ucapannya ditulis dalam sebuah teks. Tidak semua dialog menggunakan tanda petik (“…”) karena dialog drama bukan kalimat langsung.

Baca Juga: pengertian poster

Maka dari itu, dialog dalam naskah drama tidak menggunakan tanda petik. Selain itu, dalam sebuah drama juga terdapat ciri-ciri yang dapat membedakannya dengan jenis karya seni lainnya. Dalam drmaa terdapat sebuah konfik, terdapat aksi, harus dilakonkan oleh para tokoh atau pemain, temponya kurang dari 3 jam, dan tidak ada ulangan dalam suatu masa.

Jenis-Jenis Drama

Terdapat beberapa macam drama yang terbagi menurut karakteristik tertentu, yaitu:

1. Drama Berdasar Penyajian Tokoh

Menurut penyajian lakonnya, drama terbagi menjadi :

  1. Tragedi, penuh dengan kesedihan.
  2. Komedi, penuh dengan hal hal yang lucu.
  3. Tragekomedi, sebuah paduan antara komedi dan juga tragedi.
  4. Melodrama, dialognya diucapkan dengan diiringi melodi ataupun musik.
  5. Opera, drama yang dialognya dinyanyikan dan diiringi dengan musik.
  6. Farce, menyerupai dagelan namun tidak sepenuhnya berupa dagelan.
  7. Tablo, drama yang mengedepankan unsur gerak dimana para pemainnya tidak mengucap dialog sama sekali, namun hanya melakukan gerakan tertentu.
  8. Sendratari, yaitu gabungan antara seni drama dengan seni tari.

2. Drama Berdasar Sarana Pentas

Sedangkan menurut sarana pementasannya, drama dibagi menjadi :

  1. Drama panggung, dimainkan oleh aktor diatas panggung.
  2. Drama radio, jenis drama yang tidak dapat dilihat dan tidak dapat diraba, namun hanya dapat didengarkan.
  3. Drama televisi, sama dengan drama panggung hanya saja tidak dapat diraba langsung.
  4. Drama film, memanfaatkan sebuah layar lebar dan dapat pula dipertontonkan di bioskop.
  5. Drama wayang, diiringi dengan sebuah pegelaran wayang.
  6. Drama boneka, dimana para tokoh dalam sebuah drama itu digambarkan melalui penggunaan sarana boneka yang dimainkan oleh beberapa orang sebagai pemain dalam drama.

3. Drama Berdasar Ada atau Tidak Naskah

Berdasarkan ada atau tidaknya naskah drama, dibedakan menjadi :

  1. Drama tradisional, tidak ada naskah
  2. Drama modern, tontonan drama yang menggunakan naskah.

Baca Juga: pengertian pantun

Struktur Drama

Sebuah drama akan mengikuti alur cerita yang tertata dimana struktur dalam darama yang tertata tentunya dapat membuat penonton menikmati drama yang sedang dipentaskan. adapun dalam struktur drama akan dimuat hal hal berupa babak, adegan, dialog, prolog dan juga epilog yang akan dijelaskan dalam ulasan dibawah ini.

1. Babak

Babak, istilah lain dari episode. Dalam setiap babak akan memuat satu keutuhan kisah kecil yang menjadi keseluruhan drama. Babak adalah bagian dari drama yang menyimpulkan sebuah cerita dan peristiwa dalam sebuah tempat lengkap dengan susunan waktu dan kronologis tertentu.

2. Adegan

Adegan, bagian drama yang mampu menunjukkan adanya perubahan peristiwa. Perubahan ini biasanya ditandai dengan adanya pergantian tokoh ataupun dalam pergantian setting tempat dan waktu.

3. Dialog

Dialog, bagian naskah drama berupa percakapan antar satu tokoh atau pemain dengan yang lainnya. Dialog merupakan bagian yang paling dominan dan khas serta menjadi ciri utama dalam pementasan drama. Dialog merupakan suatu ciri khusus dari drama yang membedakannya dengan jenis karya sastra lainnya.

4. Prolog

Prolog merupakan sebuah pengantar sebelum masuk dalam sebuah cerita drama. Berisikan gambaran tentang drama yang nantinya akan dipentaskan.

5. Epilog

Epilog merupakan bagian akhir dari pertunjukan drama yang berisi kesimpulan dari pertunjukan drama yang dimainkan. suatu epilog biasanya akan banyak memuat makna serta pesan dari drama yang dipentaskan.

Tujuan Drama

Keberadaan drama tentunya mempunyai tujuan dan manfaat tertentu bagi sebagian orang yang menikmatinya. Adapun tujuan drama diantaranya adalah :

  1. Untuk membahagiakan karena dapat dijadikan hiburan.
  2. Untuk memperoleh suatu pengetahuan, pengalaman, dan kesenangan yang berkaitan dengan seni keindahan.
  3. Untuk digunakan sebagai sarana hiburan dan pengalaman yang berkaitan dengan estetika.

Baca Juga: pengertian huruf “b”

Manfaat Drama

Sedangkan manfaat diadakannya seni pertunjukan drama adalah untuk :

  1. Memupuk kerjasama yang baik dalam sebuah pergaulan sosial.
  2. Memberikan kesempatan kepada individu untuk melahirkan daya kreasinya masing-masing.
  3. Mengembangkan emosi yang sehat bagi para pemainnya.
  4. Menghilangkan sifat malu, gugup, takut, tegang, dan sifat negatif lainnya.
  5. Mengembangkan apresiasi dan sikap yang baik bagi penonton, pemain, dan juga bagi crew pertunjukan.
  6. Menghargai pendapat dan pikiran yang baik dalam pelaksanaan pementasan sekaligus digunakan juga dalam berbagai rangkaian persiapannya.

Originally posted 2018-01-28 10:00:01.


Leave a Comment

Tutup Iklan