Pengertian Asas Sentralisasi, Desentralisasi, Dekosentrasi

Sentralisasi, desentralisasi, dekosentrasi adalah bagian dari sebuah manajemen. Ketika kekuatan untuk mengambil keputusan terletak pada atasan manajemen, itulah yang disebut dengan sentralisasi. Lalu apakah yang membedakan sentralisasi dengan desentralisasi itu sendiri? Apa saja asas yang terdapat pada sentralisasi, desentralisasi dan dekonsentrasi itu sendiri?

Definisi Sentralisasi

Pengertian sentralisasi adalahproses di mana konsentrasi pengambilan keputusan ada di pusat beberapa tangan. Semua keputusan dan tindakan penting di tingkat bawah, tunduk pada persetujuan atasan Sentralisasi adalah sebuah otoritas yang sistematis dan konsisten di titik-titik pusat dalam organisasi.

Contoh  sentralisasi sendiri bisa dalam keputusan wewenang politik, manajemen, maupun administrasi. Contoh wewenang dalam bidang politik adalah penyerahan kekuasaan dan tanggung jawab sepenuhnya kepada pemerintah pusat.

Sementara desentralisasi adalah kebalikan dari sentralisasi di mana desentralisasi adalah proses mendorong otoritas pengambilan keputusan ke dalam hirarki organisasi. Desentralisasi adalah memberikan tanggung jawab dan kekuatan yang lebih besar kepada tingkat bawah untuk membuat dan mengimplementasikan keputusan.

Sejumlah intelektual berpendapat bahwa harus ada keseimbangan yang tepat antara sentralisasi dan desentralisasi dalam sebuah manajemen atau organisasi. Suatu organisasi tidak boleh sepenuhnya tersentralisasi atau terdesentralisasi, harus ada kecocokan antara keduanya tergantung pada ukuran, sifat dan lokasi organisasi ataupun bisnis.

Manajemen harus memegang wewenang untuk mengambil keputusan penting organisasi tetapi adapula wewenang dan tanggung jawab yang harus didelegasikan kepada karyawan tingkat bawah untuk mengambil keputusan pula.

Keseimbangan antara sentralisasi dan desentralisasi akan memfasilitasi fungsi yang tepat dalam organisasi. Manajemen akan lebih mudah mengatur dan menangani setiap urusan organisasi. Semua masalah tingkat bawah akan mudah ditangani dan limpahan wewenang kepada karyawan ini tentu saja akan memotivasi mereka untuk berkinerja lebih baik.

Asas Sentralisasi

Asas sentralisasi sendiri adalah berupaya untuk memberikan kekuasaan dan wewenang kepada atasan. Jadi asas ini adalah upaya pengambilan keputusan semuanya diserahkan kepada atasan.

Di bawah sentralisasi, keputusan penting diambil oleh pimpinan dan pihak lainnya diberikan wewenang sesuai arahan dari tingkat atas. Contoh asas sentralisasi dalam masalah bisnis, ayah dan  anak menjadi pemilik usaha memutuskan tentang hal-hal penting.

Kemudian semua fungsi lainnya seperti produk, keuangan, pemasaran, personel, dilakukan oleh kepala departemen dan mereka harus bertindak sesuai instruksi dan perintah dua orang tersebut. Karena itu dalam hal ini, kekuatan pengambilan keputusan tetap berada di tangan ayah dan juga anak.

Faktor Sentralisasi

Lalu bagaimana caranya agar sentralisasi dapat diubah untuk membuat organisasi lebih sukses? Berikut ini adalah lima faktor yang bisa membuat asas sentralisasi bisa sukses :

1. Sifat Tugas

Semakin kompleks tugas, maka akan semakin sempit sekali ruang untuk kendali.

2. Lokasi Para Pekerja

Semakin banyak lokasi, maka akan semakin sempit sekali ruang untuk kendali

4. Kemampuan Manajer untuk Mendelegasikan Tanggung Jawab

Semakin besar kemampuan untuk mendelegasikan wewenang, maka akan semakin luas sekali ruang untuk kendali

5. Jumlah Interaksi dan Umpan Balik Antara Pekerja dan Manajer

Semakin banyak umpan balik dan interaksi yang diperlukan, semakin sempit rentang kendali.

6. Tingkat Keterampilan dan Motivasi Para Pekerja

Semakin tinggi tingkat keterampilan dan motivasi, semakin luas sekali ruang untuk kendali.

Komponen terakhir dalam membangun struktur organisasi yang efektif adalah memutuskan pada level apa dalam keputusan organisasi harus dibuat. Sentralisasi adalah sejauh mana otoritas formal terkonsentrasi di satu area atau level organisasi.

Dalam struktur yang sangat tersentralisasi, pimpinan manajemen membuat sebagian besar keputusan terbaik adalah kunci dalam organisasi, dengan sedikit sekali masukan dari karyawan tingkat bawah.

Sentralisasi memungkinkan para atasan mengembangkan mindset yang luas tentang operasional dan melakukan kontrol keuangan yang ketat. Sentralisasi juga dapat membantu mengurangi biaya dengan menghilangkan redundansi dalam organisasi.

Tetapi sentralisasi juga bisa menimbulkan kesan bahwa para karyawan tingkat bawah tidak mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam pengambilan keputusan dan kepemimpinan mereka.

Kelebihan Asas Sentralisasi

Dalam setiap organisasi bisnis, otoritas dan kekuasaan di tangan atasan disebut sebagai sentralisasi, segala sesuatu yang terjadi untuk mengurangi pentingnya peran bawahan dalam suatu organisasi dikenal sebagai sentralisasi.

Dalam jenis organisasi kantor, wewenang dan kekuasaan masing-masing di setiap kegiatan terletak pada tanggung jawab tangan segelintir orang, yakni manajer kantor dan bawahannya, Faktanya, mereka tidak memainkan peran apa pun. Sebaliknya mereka meminta untuk bekerja dan hanya bekerja sesuai dengan apa yang diinginkan dan diperintahkan oleh pemilik.

Sentralisasi kekuasaan dalam hal perencanaan dan kontrol bukan hal baru dalam manajemen mana pun. Tapi sentralisasi mengacu pada pengurangan tanggung jawab bawahan dalam mengambil keputusan. Bawahan hanya diminta berfungsi sebagai mesin sedangkan pimpinan manajemen berfungsi sebagai operator. Lalu seperti apa lebih jelasnya kelebihan dari asas sentralisasi itu sendiri?

1. Melatih Pimpinan untuk Mengambil Keputusan

Sentralisasi sama halnya memberikan fasilitas untuk melatih skill kepemimpinan untuk mengambil keputusan yang benar. Sentralisasitidak boleh memiliki keraguan dalam menjalankan wewenangnya.

Ibaratnya dengan skill seorang pemimpin harus mengubah rumah bisnis yang hampir rugi menjadi rumah yang menguntungkan karena kepemimpinan pusat yang kuat, efisien, terarah, dan tidak kontroversial.

2. Keputusan Terpusat

Jelas dengan pelimpahan wewenang dan terpusatnya pengambilan keputusan yang hanya ada di tangan satu individu yakni atasan maka hal ini juga akan akan menghasilkan keseragaman kegiatan dan dengan demikian memastikan keputusan yang seragam dan proses yang seragam.

3. Karyawan Akan Lebih Fokus Dengan Pekerjaannya

Pekerjaan karyawan akan lebih fokus dan tidak terganggu dengan kegiatan lainnya di luar tanggung jawab ia. Pekerjaan  yang ditangani adalah beberapa keunggulan spesialisasi yang berarti dan hal itu tidak akan terganggu dengan tanggung jawab lainnya di luar spesialisasinya

4. Baik untuk Ekonomi

Keseragaman kegiatan karyawan memberikan dampak positif di bidang ekonomi karena akan membawa efisiensi dan kelancaran kinerja staff sehingga membawa ke dampak ekonomi.

5. Tidak Ada Duplikasi Pekerjaan

Kepemimpinan yang terpusat dan keseragaman kegiatan antar karyawan tidak meninggalkan ruang untuk duplikasi pekerjaan di kantor.

6. Keputusan Cepat

Manfaat nyata dari sentralisasi adalah bisa mengambil keputusan yang lebih cepat. Apalagi jika keputusan harus diambil dengan cepat dan tidak ada waktu untuk membagi wewenangnya kepada karyawannya. Organisasi kantor yang terpusat membantu dalam pengambilan keputusan yang cepat.

7. Fasilitas dan pelatihan ditingkatkan.

Organisasi kantor yang terpusat membantu dalam menstandarisasi pekerjaan dan dengan demikian membantu dalam memperluas fasilitas pelatihan kepada semua karyawan.. Anggota staf baru dapat dengan mudah mengambil pekerjaan dan dapat dengan mudah ditampung dan disesuaikan sedemikian rupa.

8. Kontrol yang Efektif

Dengan kontrol penuh dari pusat maka jalur koordinasi menjadi lebih efektif dan efisien dan bisa dipantau lebih mudah.

9. Memperbaiki tanggung jawab

Sentralisasi bisa lebih mudah untuk menemukan kesalahan dan mendeteksi penyimpangan yang terjadi. Sehingga jika ada persimpangan organisasi mampu untuk menentukan dan mengambil langkah-langkah efektif untuk memperbaiki tanggung jawab dan meningkatkan efisiensi kerja.

Kekurangan Asas Sentralisasi

Namun, sentralisasi juga memiliki kekurangan di antaranya adalah :

1. Keterlambatan Dalam Pekerjaan

Keputusan cepat adalah mungkin tetapi hanya di tingkat atas, karena keputusan diambil hanya oleh pimpinan. Tidak mungkin untuk mengambil keputusan cepat jika pimpinan sedang tidak memiliki waktu dan tidak berminat untuk mengambilnya. Hal ini berdampak pada menunda pekerjaan karena itu hanya pimpinan teratas yang bisa mengambil keputusan dan tidak ada yang lain.

Berbeda dengan bawahan. Bawahan dalam pengaturan seperti itu hanya diperlukan untuk mengimplementasikan apa pun yang diminta untuk dilakukan. Tidak ada otoritas pengambilan keputusan yang independen.

Bawahan tidak mungkin melakukan hal yang tidak diberikan izin untuk melakukannya karena dia tahu ia tidak diizinkan untuk mengambil inisiatif apa pun.

2. Tidak Ada Keterlibatan Bawahan

Karena inisiatif bawahan  tidak ada dan keterlibatan juga tidak ada maka yang terjadi sama halnya implementasi pekerjaan yang seperti mesin. Secara psikologi hal seperti itu tidak pernah berhasil.

Dengan demikian tugas dan pekerjaan seperti tidak miliknya sendiri. Karyawan bisa jadi memiliki perasaan yang kurang percaya diri karena tidak dilibatkan dalam wewenang apapaun.

3. Kurangnya Kerahasiaan

Kerahasiaan dalam pengaturan sentralisasi terpusat, tidak dapat dipertahankan karena perintah dan keputusan mengalir dari satu tempat dan disampaikan kepada semua. Selain itu, semua bekerja di suatu tempat, di bawah satu atap, satu kontrol dan satu departemen kantor. Dengan demikian kerahasiaan tidak dapat dipertahankan seefektif mungkin.

Definisi Desentralisasi

Sementara kebalikan dari sentralisasi, yakni desentralisasi. Pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah merupakan pengertian daridesentralisasi dalam perspektif politik atau administrasi.

Sementara desentralisasi administratif bertujuan untuk mendistribusikan kembali wewenang, tanggung jawab, dan sumber daya keuangan untuk menyediakan layanan publik di berbagai tingkat pemerintahan.

Desentraliasi adalah pengalihan tanggung jawab untuk perencanaan, pembiayaan, dan pengelolaan fungsi-fungsi publik tertentu dari pemerintah pusat dan lembaga-lembaganya ke unit-unit lapangan dari lembaga-lembaga pemerintah, unit-unit bawahan atau tingkat-tingkat pemerintahan, otoritas atau perusahaan publik semi-otonom, atau korporasi, atau di seluruh wilayah, otoritas regional atau fungsional.

Desentralisasi sendiri dibutuhkan ketika kondisi berikut bisa dipenuhi:

  1. Organisasi sangat besar
  2. Perusahaan berada dalam lingkungan yang dinamis di mana keputusan cepat harus dibuat, seperti dalam banyak industri teknologi tinggi.
  3. Manajer bersedia berbagi kekuasaan dengan bawahan mereka.
  4. Karyawan mau dan bisa mengambil lebih banyak tanggung jawab.
  5. Perusahaan ini tersebar secara geografis
  6. Ketika organisasi tumbuh dan berubah, mereka terus mengevaluasi kembali struktur mereka untuk menentukan apakah itu membantu perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Asas Desentralisasi

Asas desentralisasi sendiri merupakan sebuah otoritas pembuat keputusan yang didorong turun ke dalam hierarki organisasi. Contoh asas desentralisasi adalah memberikan tanggung jawab dan kekuatan lebih besar kepada karyawan di bawahnya untuk membuat dan mengimplementasikan keputusan. Desentralisasi dapat menghasilkan pengambilan keputusan yang lebih cepat dan peningkatan inovasi dan responsif terhadap preferensi di sekitarnya.

Di sisi lain, pengertian desentralisasi adalah pendelegasian wewenang yang sistematis di semua tingkatan manajemen dan di semua organisasi. Dalam masalah desentralisasi, wewenang dipertahankan oleh pimpinan manajemen untuk mengambil keputusan besar dan menyusun kebijakan yang menyangkut seluruh masalah. Sisa wewenang dapat didelegasikan ke tingkat manajemen menengah dan bawah.

Tingkat sentralisasi dan desentralisasi akan tergantung pada jumlah otoritas yang didelegasikan ke tingkat bawah. Desentralisasi mengacu pada upaya sistematis untuk mendelegasikan ke tingkat otoritas di bawahnya kecuali jika wewenang itu tidak lagi dapat dikendalikan dan dilaksanakan di titik-titik pusat.

Desentralisasi vs Delegasi


Meski dengan pengertian tersebut, desentralisasi tidak sama dengan delegasi. Sebenarnya, desentralisasi adalah perpanjangan dari delegasi. Pola desentralisasi lebih luas cakupannya dan otoritas disebarkan ke tingkat manajemen terendah.

Pendelegasian wewenang adalah proses yang lengkap dan terjadi dari satu orang ke orang lain. Sementara desentralisasi selesai hanya ketika delegasi semaksimal mungkin telah terjadi.

Contoh Desentralisasi

Sebagai contoh desentralisasi, manajer umum perusahaan bertanggung jawab untuk menerima cuti untuk seluruh karyawan. Manajer umum mendelegasikan pekerjaan ini kepada manajer HRD personalia yang sekarang bertanggung jawab untuk menerima cuti karyawan. Dalam situasi ini telah terjadi pendelegasian wewenang.

Di sisi lain, atas permintaan manajer HRD personalia, jika manajer umum mendelegasikan wewenang ini kepada semua kepala departemen di semua tingkatan, dalam situasi ini desentralisasi telah terjadi.

Ada pepatah yang mengatakan “Segala sesuatu yang meningkatkan peran bawahan adalah desentralisasi dan yang mengurangi peran bawahan adalah sentralisasi”. Desentralisasi memiliki cakupan yang lebih luas dan tanggung jawab bawahan meningkat dalam kasus ini. Di sisi lain, dalam delegasi para manajer tetap bertanggung jawab bahkan untuk tindakan bawahan kepada atasan mereka.

Kelebihan Asas Desentralisasi

Berikut ini adalah kelebihan dalam asas desentralisasi dalam sebuah organisasi di antaranya adalah :

1. Konsentrasi Pimpinan Manajer Tetap Pada Tanggungjawab Utama

Dengan adanya desentralisasi maka tugas pimpinan manajer lebih terfokus dan staff bawah diberi kesempatan untuk meningkatkan skill dan pengetahuan bagaimana cara mengambil sebuah keputusan.

2. Proses Pengambilan Keputusan Bisa Menjadi Lebih Cepat

Para karyawan tingkat bawah mungkin mengetahui kondisi mendalam mengenai masalah, yang dapat menghasilkan pengambilan keputusan yang lebih baik mengenai posisi karyawan tingkat bawah.

3. Memotivasi Bawahan

Desentralisasi meningkatkan kepuasan kerja serta semangat kerja karyawan karena diberi limpahan tanggungjawab.

4. Memberi Semangat

Selain itu, desentralisasi juga memajukan semangat karyawan untuk bersatu dalam menjalankan limpahan tanggungjawab.

5. Mengembangkan kreativitas

Di bawah desentralisasi, setiap divisi memperoleh wewenang yang cukup untuk menunjukkan bakat dan kreativitas mereka. Dengan cara ini, manajemen tingkat atas dapat menciptakan persaingan yang sehat di antara berbagai divisi.

6. Mengembangkan Keterampilan

Dengan desentralisasi maka pimpinan bisa mengembangkan keterampilan dan membantu memecahkan masalah  yang pada akhirnya memastikan pertumbuhan organisasi.

7. Pengambilan Keputusan Cepat

Desentralisasi juga menghasilkan keputusan yang lebih cepat dan akurat karena diputuskan secara bersama-sama.

8. Komunikasi yang Efisien

Desentralisasi bisa membuat sistem komunikasi antara atasan dan bawahan lebih efisien dan menghasilkan komunikasi yang harmonis dan efektif.

9. Kemudahan Ekspansi

Desentralisasi dapat menambah proses ekspansi bisnis yang sedang tumbuh. Desentralisasi bahkan juga bisa memungkinkan berkembangnya bisnis baru di berbagai lokasi. Desentralisasi membiarkan potensi penuh dari bawahan benar-benar berkembang.

10. Pengawasan dan Kontrol yang Lebih Baik

Manajer tingkat bawah dapat mengubah jadwal produksi dan penugasan kerja dengan wewenang yang diberikan. Evaluasi kinerja setiap unit terdesentralisasi membantu dalam melakukan kontrol yang memadai.

11. Memenuhi Kebutuhan Dasar Manusia

Desentralisasi berfungsi sebagai alat penting untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia akan kemerdekaan, kekuasaan, prestise, dan status. Wewenang yang diberikan oleh manajer akan memberikan bawahan rasa tanggung jawab terhadap perbaikan perusahaan

Kerugian Asas Desentralisasi

Selain memiliki kelebihan desentralisasi juga memiliki kekurangan di antaranya adalah :

1. Beresiko Terjadi Kesalahan

Jika personel tingkat bawah tidak memiliki keterampilan dan pelatihan yang diperlukan untuk bekerja secara efektif, hal ini beresiko akan membuat kesalahan yang fatal.

2. Terjadi Persaingan

Selain itu, desentralisasi dapat meningkatkan kemungkinan jalur komunikasi yang tidak efisien, muncul persaingan dan duplikasi usaha.

3. Sulit untuk Dikoordinasikan

Ketika berbicara tentang kelebihan dan kekurangan dari desentralisasi, penting untuk dicatat bahwa wewenang yang substansial akan dilakukan oleh setiap divisi. Hal ini, pada gilirannya, menyulitkan untuk mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada.

4. Faktor Eksternal

Gerakan serikat pekerja, ketidakpastian pasar, dan intervensi pemerintah mungkin membuat desentralisasi tidak dapat berkembang.

5. Garis Produk Sempit

Lini produk yang terdesentralisasi harus luas agar unit otonom dapat berkembang di dalamnya. Jika desentralisasi tidak luas, hal ini memungkinkan bahwa nantinya tidak banyak membantu.

Definisi Dekonsentrasi

Adapun bagian dari desentralisasi adalah dekonsentrasi. Dekonsentrasi sering dianggap sebagai bentuk terlemah dari desentralisasi. Pengertian dekonsentrasi sendiri adalah mendistribusikan kembali wewenang pengambilan keputusan dan tanggung jawab keuangan dan manajemen di antara berbagai tingkat pemerintah pusat.

Contoh Dekonsentrasi

Contoh dekonsentrasi adalah mengalihkan tanggung jawab dari pejabat pemerintah pusat di ibu kota ke mereka yang bekerja di daerah, provinsi atau kabupaten. Menciptakan administrasi lapangan yang kuat atau kapasitas administrasi lokal di bawah pengawasan kementerian pemerintah pusat.

Desentralisasi dan dekonsentrasi didefinisikan Bank Dunia adalah pengalihan wewenang dan tanggung jawab untuk fungsi-fungsi publik dari pemerintah pusat ke organisasi pemerintah subordinasi atau semi-independen atau sektor swasta.

Asas Dekonsentrasi

Asas dekonsentrasi mengacu pada pemberian wewenang dan tanggung jawab penuh, pengambilan keputusan, sumber daya, dan pendapatan kepada otoritas publik tingkat lokal yang otonom dan sepenuhnya independen dari otoritas yang berpindah.

Asas ini dapat dilihat sebagai langkah pertama dalam pemerintahan yang baru terdesentralisasi untuk meningkatkan pemberian layanan. Contoh asas dekonsentrasi melibatkan pemberian wewenang dan tanggung jawab pengambilan keputusan yang jauh lebih luas ke unit-unit pemerintah lokal (umumnya daerah, provinsi, dan / atau kota). melibatkan pemberian fungsi dan beban kerja intra-organisasi dari pemerintah pusat ke kantor regional atau daerahnya.

Dekonsentrasi telah berfungsi sebagai instrumen pelengkap dan pendukung untuk desentralisasi besar-besaran. Pergeseran isu sentral dari hubungan pusat dan daerah saat ini dipengaruhi oleh upaya bagaimana menyeimbangkan prinsip desentralisasi dan efektivitas dalam manajemen pemerintahan.

Era demokratisasi terutama di Indonesia sendiri membutuhkan distribusi otonomi dan desentralisasi yang masif untuk komunitas lokal dan sektor lainnya. Akibatnya, wewenang dan peran pemerintah pusat harus dibagi.

Sebaliknya, pemerintah pusat menyadari bahwa proses pengelolaan pemerintahan tidak dapat sepenuhnya dibagikan kepada pemerintah daerah, karena memiliki banyak keterbatasan. Ya, pemerintahan masih membutuhkan pengaturan kelembagaan untuk menyeimbangkan proses desentralisasi dan peran pemerintah pusat.

Hal ini dilakukan melalui dekonsentrasi. Penegakan fungsi pemerintahan dengan dekonsentrasi telah lama dilakukan. Dalam rezim Orde Baru dengan UU No. 5/1974, dekonsentrasi digunakan sebagai instrumen utama untuk menentukan pola hubungan pusat dan daerah.

Dekonsentrasi sangat dominan dalam praktik manajemen pemerintah daerah dan telah mengabaikan manfaat otonomi daerah dan desentralisasi. Akibatnya, pemerintah daerah tidak berkembang dan sangat tergantung pada pemerintah pusat.

Ada dua jenis dekonsentrasi, yaitu: administrasi lapangan dan administrasi lokal. Tingkat dekonsentrasi yang lebih besar dapat dicapai melalui administrasi lapangan. Hal ini diwakili oleh keberadaan karyawan dari kementerian pusat di yurisdiksi lokal dan tetap di bawah arahan dan kontrolnya.

Sebaliknya, pemerintah daerah adalah bentuk dekonsentrasi di mana semua tingkat bawahan pemerintahan menjadi agen pemerintah pusat, biasanya cabang eksekutif lokal memerlukan struktur hierarkis di setiap tingkat pemerintahan lokal. Dekonsentrasi sebagai salah satu sub-konsep desentralisasi sering disebut desentralisasi administratif atau desentralisasi birokratis.

Adapun administrasi lapangan dapat diidentifikasi sebagai administrasi pemerintah nasional di luar ibu kota, instrumen yang digunakan pusat untuk menjalankan fungsinya bagi rakyat negara tersebut.

Kelebihan Asas Dekonsentrasi

Ada beberapa kelebihan dari asas dekonsentrasi di antaranya adalah

1. Mengurangi Beban Pimpinan Pusat

Desentralisasi membebaskan para pimpinan dari beban menjalankan berbagai fungsi. Sentralisasi otoritas menempatkan seluruh tanggung jawab di pundak seorang eksekutif dan kelompok terdekatnya.

Dengan adanya dekosentrasi, maka hal ini mengurangi waktu pimpinan pada fungsi manajerial penting lainnya. Jadi, satu-satunya cara untuk mengurangi beban mereka adalah dengan memberikan wewenang kekuatan pengambilan keputusan kepada bawahan.

2. Untuk Memberikan Penekanan Pada Produk dan Pasar

Suatu produk kehilangan pasarnya ketika produk baru muncul di pasar karena inovasi atau perubahan dalam permintaan pelanggan. Dalam kasus seperti itu, wewenang yang didekonsentrasi ke unit-unit regional bisa memberikan layanan instan dengan mempertimbangkan harga, kualitas, pengiriman, kebaruan, dll.

3. Mengembangkan Inisiatif Pimpinan

Ketika otoritas didekosentrasi, pimpinan dalam organisasi akan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan bakat mereka dengan mengambil inisiatif yang juga akan membuat mereka siap untuk posisi manajerial. Pertumbuhan perusahaan sangat tergantung pada pimpinan yang berbakat.

4. Memberikan Kontrol dan Pengawasan yang Lebih Baik

Dekosentrasi memastikan kontrol dan pengawasan yang lebih baik karena bawahan di tingkat bawah akan memiliki wewenang untuk membuat keputusan secara independen. Manfaatnya adalah mereka memiliki pengetahuan menyeluruh tentang setiap tugas di bawah kendali mereka dan berada dalam posisi untuk mengambil tindakan secara kolektif.

Kekurangan Asas Dekonsentrasi

Dekonsentrasi dapat sangat bermanfaat tapi itu bisa berbahaya. Namun resiko itu tidak akan terjadi selama asas itu dibangun dengan hati-hati dan terus-menerus dipantau untuk kebaikan perusahaan secara keseluruhan. Beberapa kelemahan dekonsentrasi adalah:

1. Masalah Koordinasi

Pemberian wewenang menciptakan masalah koordinasi karena wewenang tersebar luas di seluruh organisasi.

2. Beban Keuangan Lebih

Dekonsentrasi mensyaratkan tenaga kerja yang terlatih untuk menerima wewenang dan hal itu melibatkan lebih banyak beban keuangan.

3. Membutuhkan Personil yang Berkualitas

Dekonsentrasi menjadi sia-sia ketika tidak ada personil yang berkualitas dan kompeten.

4. Menciptakan Konflik

Desentralisasi memberi lebih banyak tekanan pada kepala divisi untuk merealisasikan keuntungan dengan biaya berapa pun. Seringkali dalam memenuhi rencana baru tidak jarang membawa konflik di antara manajer.

Perbedaan Dekonsentrasi, Desentralisasi dan Sentralisasi

Dekonsentrasi

Desentralisasi

Sentralisasi

Meningkatkan inovasi dan kreativitas karyawan di bawahnya. Meningkatkan inovasi dan kreativitas karyawan. Meningkatkan inovasi dan kreativitas pimpinan-p impinan manajerial.
Meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen karyawan di bawahnya. Meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen karyawan. Meningkatkan kepuasan kerja dan komitmen pimpinan manajerial.
Pengambilan keputusan ada di tangan bawahan. Pengambilan keputusan ada di tangan bersama Pengambilan keputusan ada di tangan pimpinan
Wewenang dijalankan oleh divisi atau badan dari perwakilan. Wewenang dijalankan oleh perwakilan langsung dari pimpinan. Wewenang dijalankan langsung oleh pimpinan manajerial.

Jadi seperti itulah perbedaan mengenai dekonsentrasi, desentralisasi dan  sentralisasi. Semoga ulasan di atas memberi manfaat.

Originally posted 2019-05-04 11:30:58.


Leave a Comment

Tutup Iklan