Cerita persahabatan lucu kali ini akan mengangkat 2 tokoh utama yaitu Sugeng dan Jono yang membicarakan mengenai sebuah konspirasi besar tentang biji sawi. Penasaran tentang konspirasi biji sawi dan juga kelanjutan ceritanya? Yuk, baca ceritanya di bawah ini.
Sebuah Konspirasi
Hari itu Jum’at siang, Sugeng terburu-buru masuk masjid untuk melaksanakan sholat Jum’at. Saat ia masuk ternyata khotib sedang berkhotbah mengenai biji sawi, kira-kira beginilah khotbahnya,
“Setiap perbuatan pasti ada balasannya, walaupun perbuatan itu sebesar biji sawi”. Khotbah Jum’at kali ini mampu membuat Sugeng bertanya-tanya dan ia yang biasanya malas mendengarkan khotbah Jum’at hari ini ia menjadi berpikir tentang biji sawi yang ada di khotbah tersebut.
“Benarkah sawi memiliki biji, dan jika benar sebesar apakah biji sawi?”, pertanyaan ini terus saja mengganggu pikirannya hingga 2 hari lamanya, akhirnya ia memutuskan untuk mencarinya di internet saat sore nanti.
Setelah ia menemukan jawabannya, ia sangat bersemangat dan memutuskan untuk memberitahu sahabat karibnya, Joko. Joko yang saat itu sedang tertidur pulas di atas tikar di pelataran rumahnya langsung bersemangat saat mendengar kata “konspirasi”.
“Jok.. Joko! Kamu tahu kan biji sawi? Nah, aku baru saja menemukan sebuah konspirasi besar.” ucap Sugeng bersemangat.
“Beneran kamu? Konspirasi apa? ceritakan!” ucap Joko tak kalah bersemangat.
“Kamu pasti sering dengar dalil yang mengatakan tentang biji sawi kan? Ternyata biji sawi itu beneran ada!”
Setelah mendengar ucapan Sugeng tersebut, seketika Joko menjadi dongkol karena Sugeng hanya mengganggu tidurnya hanya untuk mendengarkan konspirasi gila tersebut.
“Kamu pasti baru tahu soal dalil ini dari khutbah khotib 2 hari lalu kan? Dan pastinya khotib mengatakan bahwa perbuatan apapun walaupun sekecil biji sawi pasti akan ada balasannya” ucap Joko. Sugeng menganggukkan kepalanya tanda setuju.
“Lalu kenapa kamu tidak memikirkan tentang hal tersebut? Siapa tahu kamu bisa mendapatkan sesuatu yang lebih besar” ucap Joko sambil merapikan rambutnya dan akhirnya kembali tidur.
Mendengar ucapan Joko tersebut, Sugeng menjadi berpikir kembali. Akhirnya ia memutuskan untuk pergi meninggalkan Joko yang sudah tidur lagi. Setelah melangkah beberapa langkah dari rumah Joko, Sugeng kembali lagi ke rumah Joko dengan wajah berbinar-binar.
“He, Jok. Aku sudah menemukan maksud dari khotbah tersebut!” kata Sugeng. Setelah mendengar ucapan Sugeng tersebut, Joko merasa sangat kesal karena ini kali kedua tidurnya terganggu karena omongan Sugeng.
“Maksud khotbah tersebut adalah bahwa setiap perbuatan kecil apapun itu, mulai dari perbuatan baik seperti membantu orang tua atau perbuatan buruk sekalipun seperti tidak membayar hutang tepat waktu pasti akan ada balasannya, entah di dunia atau di akhirat nanti.” Ketika mendengar jawaban Sugeng, Joko terkejut karena ia tidak menyangka temannya tersebut bisa mengatakan hal ini.
“Lalu, bagaimana?” tanya Joko.
“Jadi kesimpulannya, kapan kamu akan membayar hutang mua yang sudah nunggak 5 tahun. kamu bilang mau bayar utang dari 5 tahun yang lalu, tapi ternyata sampai sekarang kamu belum membayarnya. Nunggak bayar hutang itu kan termasuk perbuatan buruk, lalu kamu mau bagaimana kalau ternyata kamu sudah meninggal sebelum bisa bayar utang?” ucap Sugeng.
Seketika Joko terdiam dan merasa malu. Sugeng merasa sangat lega, akhirnya ia bisa mengetahui apa maksud khotbah tersebut, ia juga berencana akan mentraktir Joko walaupun ia tidak tahu akhirnya utangnya Joko akan dibayar atau tidak.
Cerita persahabatan lucu di atas sangat menarik, bukan? Cerpen tersebut juga bisa menjadi salah satu cara Anda untuk menagih utang pada teman atau siapapun yang menunggak utangnya pada Anda.
sumber: www.cerpenmu.com/cerpen-islami-religi/konspirasi-biji-sawi.html
Originally posted 2019-09-08 08:59:22.