Cara Indonesia Menghadapi Ancaman Non Militer (Ideologi, Politik, Sosbud)

Strategi menghadapi ancaman non militer bagi masyarakat Indonesia bukan hanya menjadi tanggung jawab prajurit TNI dan POLRI. Ancaman-ancaman tersebut biasanya merupakan ancaman yang menyerang aspek ideologi bangsa, aspek politik, sosial, budaya, dan ekonomi.

Biasanya ancaman ini tidaklah secara langsung membahayakan aspek kedaulatan ataupun keselamatan bangsa.
Namun, ancaman non militer ini dapat membahayakan stabilitas nasional bangsa.

Jika stabilitas nasional suatu bangsa terganggu, hal tersebut akan menyulitkan pemerintah dalam usaha pembangunan nasional. Tapi faktanya, ancaman non militer juga akan berdampak pada kesatuan dan persatuan bangsa.

Oleh sebab itu, dibutuhkan strategi dalam menghadapi ancaman non militer ini. Sedini mungkin, masyarakat dan pemerintah harus mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman tersebut.

Strategi Negara Menghadapi Ancaman Non Militer Dalam Bidang Ideologi

Ancaman non militer bagi sebuah bangsa yang cukup berbahaya ialah ancaman dalam bidang ideologi. Diperlukannya suatu strategi dalam menghadapi ancaman tersebut agar segala hambatan dan gangguan dapat diatasi dengan baik. Ideologi bangsa Indonesia ialah Pancasila yang merupakan filsafat hidup bangsa yang harus selalu dijunjung tinggi.

Baca juga : Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Indonesia, Peran & Fungsinya

Noor Ms Bakry mengemukakan bahwa strategi dalam menghadapi ancaman ideology merupakan suatu rumusan yang menggambarkan mental dan jiwa bangsa Indonesia atas Pancasila sebagai pemelihara persatuan dan kesatuan bangsa dan menangkal ideology dari dunia luar (2009: 363).

Strategi menghadapi ancaman non militer dalam bidang ideology bangsa, yakni dalam melindungi filsafat Pancasila, harus diwujudkan dalam bentuk nyata. Tidak hanya sekedar perumusan semata, namun semuanya harus direalisasikan oleh seluruh pihak.

Karena yang berkepentingan untuk menjaga Pancasila bukan hanya pemerintah, TNI dan Polri tetapi juga masyarakat Indonesia. Berikut adalah beberapa konsep pertahanan yang dirumuskan secara berlapis guna menangkal ancaman non militer dalam bidang ideology.

Penanganan ancaman yang terdepan ialah pertahanan non militer yang di dalamnya terdiri dari kementerian dan juga lembaga pemerintah non kementerian. Pertahanan lapis pertama ini diisi oleh semua lembaga yang menaungi bidang ideology negara.

Yang selanjutnya ialah lembaga pemerintahan yang menaungi bidang politik dalam negeri. Pemerintah dapat mengarahkan seluruh anggota dalam pemerintahan yang terdiri dari pemerintah pusat hingga daerah untuk menanggulangi masalah ini.

Kemudian, pihak kementerian luar negeri dapat mengarahkan anggotanya yang berada di berbagai negara untuk melakukan diplomasi. Hal tersebut sangat penting guna mencegah ancaman-ancaman dari berbahagi pihak yang membahayakan ideologi Pancasila.

Baca juga : Perbedaan Sistem Politik Demokrasi Liberal dengan Pancasila

Lapisan selanjutnya yang penting dalam usaha pembentukan strategi menghadapi ancaman non militer ialah lembaga pemerintahan yang menaungi bdiang informasi. Bidang informasi merupakan ujung tombak kekuatan nasional yang harus melindungi ketahanan suatu bangsa.

Penyebaran dan penyaringan informasi yang baik akan berdampak positif bagi masyarakat guna meminimalisir pengaruh ideologi asing. Hal tersebut juga sangat dibutuhkan karena di era globalisasi, masyarakat lebih banyak menyerap informasi dari luar yang tersebar dengan mudahnya.

Tak kalah pentingnya dengan lembaga informasi, instrumen dalam lembaga pendidikan juga berperan banyak dalam pencegahan ancaman non militer ini. Proses pembelajaran dan penanaman ideology bangsa yang benar sangat dibutuhkan oleh generasi muda.

Siswa dan mahasiswa masih sangat harus dibimbing dan dididik untuk kesadaran terhadap ideology Pancasila secara bertahap. Salah satunya dapat dilakukan melalui pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah.

Selain dari unsur pendidikan, karakter sesorang dalam menghindari ancaman ideologiluar juga ditentukan oleh jiwa yang kuat.


Pemberian bekal keagamaan sangatlah penting di mana seseorang akan mempelajari norma-norma dan membentengi diri dari segala hal yang buruk. Keharmonisan dan kerukunan suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh ideology yang kuat namun juga oleh pemahanan agama yang benar.

Lapis pertahanan yang terakhir ialah pertahanan militer yang terdiri dari anggota TNI. Para TNI bekerja sesuai dengan unit kerja masing-masing untuk mempertahankan keutuhan bangsa dan negara. Walaupun TNI telah menjadi salah satu tameng bangsa, namun seluruh anggota TNI harus memiliki kesadaran bela negara yang kuat. Mereka dapat mengaplikasikan seluruh kekuatan dan memberikan komunikasi sosial.

Strategi Republik Indonesia Menghadapi Ancaman Non Militer Dalam Bidang Politik

Selain dalam bidang ideology, suatu negara juga harus memiliki strategi menghadapi ancaman non militer dalam bidang politik. Strategi penanggulangan ancaman dalam bidang politik dapat diwujudkan denan penerapan kegiatan politik yang berlandaskan Pancasila.

Baca juga : Pengertian Politik Luar Negeri Indonesia dan Tujuannya

Pancasila merupakan salah satu pemelihara stabilitas politik yang dinamis bagi bangsa Indonesia dan juga bagi politikluar negeri. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menjaga bangsa dari ancaman non militer bidang politik.

Penanganan dari dalam yang bisa dilakukan ialah dengan menata sistem politik. Sistem politik suatu bangsa haruslah sehat dan dinamis sehingga dapat menjadi penangkal yang kuat atas segala ancaman.

Hal tersebut juga dapat dilakukan dengan penguatan politi yang efektif , bersih dari KKN, penguatan seluruh lembaga legislative dalam negeri, serta dengan menguatkan sistem kekuatan politik nasional, baik dalam partai maupun organisasi kemasyarakatan.

Pendekatan juga dapat dilakukan ke luar dengan menggunakan strategi diplomatic oleh lembaga politik luar negeri. Pemerintah dapat membangun kerja sama yang baik dmei mengurangi dan mencegah ancaman non militer dalam bidang politik.

Hal tersebut dapat dilakukan dalam lingkup internal, regional, serta supraregional. Dalam lingkup internal, pemerintah dapat menciptakan pembangunan dan peningkatan politik dalam negeri yang stabil.

Dalam lingkup supraregional, pemerintah dapat berperan lebih aktif dalam meningkatkan kerja sama dengan berbagai negara. Dikarenakan Indonesia merupakan salah satu negara ASEAN, maka dengan berperan dalam menguatkan ASEAN bersama dengan negara lain maka akan terwujud kerjasama bilateral yang harmonis.

Hal tersebut dapat menjadi salah satu kekuatan dan dukungan bagi Indonesia dan meningkatkan kinerja politik luar negeri. Sedangkan dalam lingkup global, dapat dilakukan dengan politik luar negeri.

Tak hanya berperan dalam politik luar negeri, namun juga berperan aktif sebagai anggota PBB. Selain PBB Indonesia juga dapat menguatkan politik secara global dengan gerakan non blok, Organisasi Konferensi Islam, dan juga Forun Regional ASEAN (ARF).

Strategi NKRI Menghadapi Ancaman Non Militer Dalam Bidang Ekonomi

Bidang ekonomi juga merupakan salah satu bidang yang harus dilindungi dari ancaman non-militer. Demi menciptakan perekonomian yang baik dan stabil bagi bangsa Indonesia, maka pemerintah harus bisa menstabilkan keadaan ekonomi. Harus ada upaya pertahanan dalam bidang ekonomi sebagai wujud strategi menghadapi ancaman non militer dalam bidang ekonomi.

Baca juga : 8 Tugas Dan Wewenang Bank Indonesia (BI) Sebagai Bank Sentral Republik Indonesia

Indonesia harus mampu membangun ekonomi yang sehat dan berdaya saing tinggi. Pertahanan ekonomi yang efektif akan membantu Indonesia dalam hal pertahanan di era ekonomi bebas ASEAN. Pemerintah dapat memberikan lapangan kerja yang padat sebagai solusi kemiskinan dan dalam upaya pembangunan infrastruktur.

Secara eksternal, pemerintah dapat melakukan hubungan baik dengan berbagai negara yang memiliki kekuatan ekonomi yang tinggi. Dapat juga dilakukan pertahanan militer demi mempertahankan ekonomi bangsa Indonesia.

Strategi Negara Indonesia Menghadapi Ancaman Non Militer Dalam Bidang Sosial Budaya

Komponen terakhir yang harus dipertahankan dari ancaman non militer ialah dalam bidang sosial budaya. Terdapat berbagai cara sebagai strategi menghadapi ancaman non militer dalam bidang sosial budaya. Ancaman dalam bidang social budaya terdapat dua macam yaitu ancaman dari dalam negeri dan dari luar negeri.

Ancaman yang berasal dari dalam negeri misalnya kemiskinan, keterbelakangan, ketidakadilan dan juga kebodohan. Ancamanini juga memungkinkan perpecahan antar masyarakat pun konflik horizontal. Sedangkan ancaman dari luar merupakan ancaman yang terjadi karena adanya kemajuan teknologi dan informasi.

Hal itu yang memicu keretakan persatuan bangsa Indonesia. Sehingga harus ada strategi dalam pengaktifan sistem penyaring seluruh informasi yang masuk ke Indonesia sebagai strategi menghadapi ancaman non militer.

Originally posted 2018-07-07 12:40:45.


Leave a Comment

Tutup Iklan