Konten
Apa itu Peristiwa Rengasdengklok?
Peristiwa Rengasdengklok dikenal sebagai salah satu peristiwa besar bagi sejarah bangsa Indonesia. Tepatnya pada zaman sebelum proklamasi Indonesia dikumandangkan di seluruh nusantara. Peristiwa ini menjadi faktor Indonesia dalam mencapai puncak kejayaannya pada waktu itu. Berikut ini penjelasan secara detail mengenai peristiwa Rengasdengklok.
Kronologi Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa Rengasdengklok merupakan peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda terhadap presiden dan wakil presiden pertama Indonesia. Mereka adalah Ir Soekarno dan Drs. Moh Hatta yang dibawa ke Rengasdengklok Karawang. Peristiwa tersebut dinamakan Peristiwa Rengasdengklok karena kejadian terjadi di Rengasdengklok.
Kronologi peristiwa rengasdengklok bermula dari tanggal 14 Agustus 1945 dimana Hiro Hiti mengumumkan bahwa Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu. Peristiwa tersebut terjadi setelah kota Hiroshima dan Nagasaki dibom atom oleh Amerika Serikat. Berita kekalahan Jepang segera menyebar terutama pada para pemuda yang bekerja di kantor Jepang.
Ketika itu, Soekarno, Hatta dan Radjiman baru saja kembali dari Dalat. Mereka pergi kesana dalam memenuhi undangan Marsekal Muda Terauchi. Marsekal adalah panglima Jepang yang membawahi kawasan Asia Tenggara. Sehingga mereka belum mengetahui mengenai menyerahnya jepang kepada sekutu.
Ir Soekarno dan Soeharto ingin mendapat kepastian mengenai hal tersebut. Oleh karena itu, mereka masih memiliki keinginan untuk membicarakannya dengan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Pembicaraan tidak lain mengenai pelaksanaan proklamasi kemerdekan Indonesia.
Tanggal Rengasdengklok
Tanggal Terjadinya Peristiwa Rengasdengklok tepatnya pada 16 Agustus 1945 pukul 13.00 WIB. Setelah Soekarno dan Hatta dilarikan ke Rengasdengklok, mereka didesak agar mempercepat pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Pada peristiwa tersebut terjadi kesepakatan antara golongan muda yang diwakili oleh Achmad Soebardjo dan golongan tua yang diwakili oleh Soekarno dan Hatta. Kesepakatan tersebut tidak lain adalah proklamasi yang akan dilaksanakan setelah jepang mengalami kekalahan dalam perang pasifik.
Meskipun mendapat desakan dari golongan muda, namun Soekarno dan Hatta masih kokoh dengan pendiriannya. Sementara itu, Chairul dan kawan-kawan yang ada di Jakarta telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi beruntunglah rencana tersebut tidak berhasil alias gagal. Karena tidak semua anggora PETA mendukung rencana perebutan tersebut.
Perumusan Teks Proklamasi
Proklamasi kemerdekaan Indonesia rencananya akan dibacakan hari Jumat 17 Agustus 195 oleh Soekarno dan Hatta di lapangan IKADA. Lapangan IKADA kini menjadi lapangan Monas yang letaknya di Jalan Pegangsaan Timur No. 56. Rumah Bung Karno menjadi pilihannya karena kabar di lapangan IKADA sudah menyebar bahwa akan ada cara yang akan diselenggarakan.
Teks proklamasi kemerdekaan telah disusun di Rengasdengklok tepatnya di rumah Djiaw Kie Siong. Bendera merah putih yang dikibarkan merupakan bendera yang dijahit sendiri oleh istri Ir. Soekarno yaitu ibu Fatmawati. Bendera Merah Putih sudah dikibarkan oleh para pejuang pada hari Kamis tanggal 16 Agustus di Rengasdengklok. Hal tersebut dilakukan untuk persiapan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Pemuda yang ada di Rengasdengklok tidak mendapatkan berita apapun dari Jakarta. Sehingga Jusuf Kunto dikirim ke Jakarta untuk berunding dengan pemuda disana. Namun sesampai di Jakarta, Jusuf Kunto hanya menemui Mr. Achmad Soebardjo dan Wikana saja.
Kemudian Jusuf Kunto dan Soerbardjo kembali ke Rengasdengklok pukul 17.30 WIB untuk menjemput Bung Karno, Bung Hatta, Guntur dan Fatmawati. Peranan Soebardjo menjadi sangat penting dalam peristiwa kembalinya Bung Karno dan Bung Hatta ke Jakarta.
Karena beliau mampu meyakinkan para pemuda mengenai proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan pada 17 agustus 1945 selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB. Jaminan yang diberikan kepada golongan muda adalah nyawanya sendiri. Sehingga Subeno sebagai komandan kompi PETA bersedia untuk melepaskan Bung Karno dan Bung Hatta ke Jakarta.
Rombongan tersebut sampa di Jakarta pada tanggal 16 tengah malam. Keesokan harinya tepat pada 17 Agustus 194 pernyataan proklamasi kemerdekaan Indonesia dikumandangkan. Teks proklamasi tersebut diketik oleh Sayuti Melik menggunakan mesin ketik yang dipinjam dari kantor Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jerman.
Penyebab Peristiwa Rengasdengklok
Latar Belakang Terjadinya Rengasdengklok yaitu adanya perselisihan mengenai proklamasi kemerdekaan Indonesia. Golongan tua yang diwakili oleh Bung Karno dan Bung Hatta menginginkan proklamasi kemerdekaan dilakukan melalui PPKI. Sedangkan golongan muda menginginkan proklamasi kemerdekaan dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI.
Apa Yang Melatarbelakangi Peristiwa Rengasdengklok? Anggapan golongan muda mengenai PPKI yaitu sebuah badan yang dibuat oleh Jepang. Sehingga golongan pemuda tidak menginginkan hal tersebut. Golongan pemuda juga khawatir jika kemerdekaan yang memang hasil perjuangan bangasa sendiri seolah-olah menjadi pemberian dari jepang. Untuk menghindari adanya pengaruh dari jepang, golongan pemuda berinisiatif menculik Bung Karno dan Bung Hatta serta membawanya ke Rengasdengklok.
Sebelum melakukan penculikan ke Rengasdengklok, golongan pemuda juga sudah mengadakan perundingan di Jakarta. Tepatnya di salah satu lembaga bekteriologi di Pegangsaan Timur Jakarta pada 15 Agustus 1945.
Perundingan tersebut menghasilkan bahwa pelaksanaan kemerdekaan di lepaskan segala ikatan, hubungan dan janji kemerdekaan dari Jepang. Namun hasil perundingan tersebut ditolak oleh Bung Karno. Karena Bung Karno merasa bahwa beliau bertanggung jawab sebagai ketua PPKI.
Peristiwa Rengasdengklok melibatkan orang-orang penting seperti Subadio, Chaerul Saleh, wikana, Suroto Kunto, Johar Nur, Sidik Kertapati, Aidit dan A.M Hanafie dan seluruh tokoh dalam golongan muda. Sedangkan pada tokoh golongan tua yaitu Soekarno, Ahmad Soebardjo, dan Moh Hatta.
Tujuan dan Makna Peristiwa Rengasdengklok
Peristiwa di rengasdengklok terjadi bukan tanpa tujuan, semuanya sudah diperkirakan akibat yang akan di terima. Berikut adalah beberapa makna tujuan yang melatar belakangai peristiwa di rengasdengklok:
1. Proklamasi Segera
Tujuan Peristiwa Rengasdengklok tidak lain yaitu untuk menyegerakan melakukan proklamasi kemerdekaan tanpa menunggu keputusan PPKI. Tujuan yang lain dari golongan pemuda yaitu ingin segera merasakan kemerdekaan Indonesia.
Tidak hanya itu, golongan muda juga ingin menjauhkan golongan muda dari pengaruh jepang yang masih berada di Indonesia. Kaum muda tidak ingin diperbudak terlalu lama oleh kepang. Sehingga terdapat keputusan untuk menculik Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok.
2. Mendesak Ir Soekarno dan Moh Hatta
Golongan muda dengan semangat membara menginginkan proklamasi segera diumumkan agar tidak ada penjajah di Indonesia. Oleh karena itu, mereka membawa Ir Soekarno dan Hatta ke Rengasdengklok untuk segera memproklamasikannya. Tempat tersebut cukup jauh dan tidak ada pengaruh dari siapapun.
3. Menjauhkan dari Pengaruh Jepang
Tujuan lain dari peristiwa Rengasdengklok yaitu menjauhkan pengaruh jepang dari Ir Soekarno dan Moh Hatta. Karena mereka masih bersikeras untuk menunggu proklamasi kemerdekaan sesuai janji Jepang. Namun telah diketahui bahwa Jepang mengalami kekalahan karena di bom oleh Amerika serikat. Sehingga jepang tidak berkuasa lagi di Indonesia.
4. Proklamasi merupakan Perjuangan Bangsa Indonesia
Tujuan peristiwa Rengasdengklok selanjutnya yaitu menunjukan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah berkat perjuangan bangsa sendiri. Bukan pemberian dari Jepang ataupun yang lainnya. Dengan menjauhkan Jepang dari Bung Karno dan Bung Hatta, maka akan terlihat jelas bahwa kemerdekaan diraih karena perjuangan bangsa Indonesia sendiri.
Makna pada peristiwa Rengasdengklok yang bisa diambil terutama bagi generasi penerus bangsa yaitu semangat kemerdekaan. Semangat kemerdekaan harus selalu dijaga dengan baik dan selalu memiliki mimpi untuk meraih mimpi.
Dulu golongan muda ingin segera merdeka dari penjajah. Sekarang para penerus bangsa sebaiknya juga mempunyai mimpi dan mewujudkannya untuk memberikan kemampuan yang terbaik untuk Indonesia.
Tokoh-Tokoh Rengasdengklok
Berikut ini Tokoh-Tokoh Rengasdengklok yang terlibat dalam mengamankan Bung Karno dan Bung Hatta:
- Chaerul Saleh lahir di Sumatera Barat, 13 September 1916
- Sukarni Kartodiwirjo lahir di Blitar, 14 Juli 1916
- Djohar Nur lahir di Martapura, 24 Juni 1901
- Jusuf Kunto lahir di Salatiga, 8 Agustus 1921
- Wikana lahir di Sumedang, 18 Oktober 1914
- Sutan Syahir lahir di Sumatera Barat, 5 Maret 1909
- D.N Aidit lahir di Belitung, 30 Juli 1923
- Suwirjo lahir di Wonogiri, 17 Februari 1903
- Sidik Kertapati lahir di Bali tahun 1920
- A.M Hanafie lahir di Bengkulu tahun 1918
- Moewardi lahir di Pati tahun 1903
- Kusnandar
- Margono
- Abu Bakar
- Armansyah
- Subadio
- E. Sudeo
- Darwis
- Subianto
Selain tokoh-tokoh tersebut, Ada tokoh lain yang tidak kalah pentingnya dalam TerjadinyaPeristiwa Rengasdengklok. Salah satu tokoh pentingnya yaitu Ir Soekarno yang sekaligus menjadi Presiden pertama di Indonesia. Ir Soekarno lahir di Surabaya pada tanggal 6 Juni 1901.
Bung Karno telah aktif pada pergerakan kemerdekaan sejak menjadi mahasiswa di universitas yang ada di Bandung. Pada tahun 1927, Bung Karno bersama teman-temannya mendirikan PNI yaitu Partai Nasional Indonesia. Karena perjuangannya dalam memperebutkan kemerdekaan Indonesia, Bung Karno sering keluar masuk penjara.
Ketika masa penjajahan Jepang, Bung Karno menjadi ketua PUTERA, Shuo Sangi In dan menjadi ketua PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Bung Karno menjadi tokoh sentral yang terus didesak oleh golongan pemuda untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Sehingga terjadilah peristiwa Rengasdengklok dimana Bung Karno dan Bung Hatta diculik. Hal tersebut dilakukan oleh Golongan Muda agar kedua tokoh tersebut tidak terpengaruh. Bung Karno juga dikenal sebagai pahlawan Proklamator Indonesia yang meninggal pada tanggal 21 Juni 1970 di Blitar.
Tokoh Peristiwa Rengas Dengklok selanjutnya yaitu Drs. Moh Hatta atau lebih dikenal dengan Bung Hatta. Bung Hatta lahir di Bukittinggi tanggal 12 Agustus 1902. Beliau menjadi mahasiswa aktif yang memperjuangkan kemerdekaan Indonesia di luar negeri. Bung Hatta menjadi salah seorang pemimpin dalam Perhimpuan Indonesia di Negeri Belanda.
Setelah tiba di tanah air, Bung Hatta juga aktif di Partai Nasional Indonesia (PNI). Selain itu Bung Hatta juga menjadi salah pemimpin PUTERA dan menjadi anggota dari BPUPKI. Setelah BPUPKI dibubarkan, bung Hatta menjadi wakil ketua PPKI yang mendampingi Bung Karno.
Bersama dengan Bung Karno, Bung Hatta pergi menghadap Jenderal Terauchi di Saigon. Setelah perpulangannya, Bung Hatta juga menjadi tokoh sentral yang terus didesak untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Beliau juga terus melibatkan diri dan ikut andil dalam perumusan teks proklamasi.
Tidak hanya itu, Moh Hatta juga ikut menandatangani teks proklamasi Kemerdekaan. Ketika peristiwa detik detik proklamasi, Moh Hatta tampil menjadi orang terpenting kedua dan menemani Ir Soekarno ketika membacakan teks Proklamasi Kemerdekaan. Sehingga Moh Hatta juga dikenal sebagai Pahlawan Proklamator dalam membawa negara Indonesia merdeka.
Ahmad Soebarjo juga menjadi salah satu tokoh penting dalam peristiwa Rengasdengklok. Nyawanya rela menjadi jaminan jika terjadi hal yang tidak diinginkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Beliau lahir di Karawang pada tanggal 23 Maret 1896.
Salah satu kalimat yang terkenal dari tokoh pejuang ini yaitu “Saya menjamin 17 Agustus 1945 akan terjadi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Jika saudara ragu, nyawa sayalah yang menjadi taruhannya”. Ucapan tersebut bukanlah ucapan mainan maupun sekedar bercanda saja. Berkat ucapan tersebut, golongan muda memperbolehkan Bung Karno dan Bung Hatta untuk dibawa ke Jakarta.
Kerelaan Achmad Soebardjo dalam mengorbankan diri demi bangsa dan negara menjadi salah satu teladan yang perlu kita lakukan dan diteladani. Ketika pergerakan nasional, beliau aktif di PI dan PNI. Kemudian pada masa pendudukan Jepang, beliau bekerja pada Kantor Kepala Biro Riset Angakatan Laut yang dipimpin oleh Laksamana Maeda.
Achmad Soebardjo juga seorang anggota PPKI. Namun ketika detik-detik proklamasi dilaksanakan, beliau tidak bisa hadir di Jakarta. Karena dirinya yang menjadi tahanan atau menjadi taruhan nyawa jika tidak terjadi proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945 tersebut.
Museum Rengasdengklok
Untuk mengenang mengenai peristiwa Rengasdengklok, maka tempat yang digunakan sebagai tempat penculikan tersebut dijadikan sebuah museum. Museum Rengasdengklok tepatnya berada di Jalan Perintis Kemerdekaan No 33, Rengasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Anda bisa berkeliling museum mulai dari jam 09.00 hingga 16.00 WIB.
Rumah Rengasdengklok menjadi saksi atas perjuangan proklamasi Republik Indonesia. Karena rumah tersebut dijadikan sebagai tempat Ir Soekarno dan Moh Hatta disembunyikan oleh golongan muda. Alasan disembunyikan mereka berdua agar tidak terpengaruh oleh Jepang dan segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Rumah tersebut dianggap menjadi tempat yang aman karena lokasi tersebut jauh dari kekuasaan Jepang. Rumah Rengasdengklok merupakan daerah yang wilayahnya dikuasai oleh tentara PETA.
Dulunya rumah tersebut merupakan rumah milik Djiaw Kie Siong. Beliau adalah seorang penduduk lokal yang bekerja sebagai petani. Tempat tidur yang ada disana adalah tempat tidur asli yang digunakan untuk tidur Bung Hatta. Sedangkan tempat tidur yang digunakan Ir Soekarno sudah dibawa ke Bandung.
Di Museum Rengasdengklok ini anda bisa melihat tiruan terjadinya peristiwa rengasdengklok yang meliputi perundingan yang dilakukan. Rumah atau museum ini semula berada di pinggiran Sungai Citarum. Kemudian dipindahkan sejauh 150 meter dari lokasi awalnya.
Menurut cucu Kie Siong, bangunan dari rumah dan bagian ruang tamu pada museum tersebut masih asli. Ubin yang digunakan berwarna terakota pun merupakan ubin yang dulunya menjadi singgah para proklamator.
Di dalam museum tersebut terdiri dari dua kamar yang sempat digunakan oleh Ir Soekarno dan Moh Hatta. Ruang depan rumah tersebut berjajar foto Soekarno dan Kie Siong. Ada juga foto Megawati dan Joko Widodo yang menjadi presiden kelima Negara Indonesia.
Mungkin banyak yang bertanya mengapa memilih Rengasdengklok sebagai tempat persembunyiannya. Hal tersebut disebabkan karena jarak Rengasdengklok dan Jakarta tidak begitu jauh. Jarak tempuh kedua tempat tersebut hanya 81 kilometer saja. Lokasi rumah rengasdengklok juga hanya 15 kilometer saja dari jalan utama termasuk dari jalur pantura.
Peristiwa Rengasdengklok menjadi salah satu peristiwa penting ketika menjelang proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tidak heran jika peristiwa Rengasdengklok menjadi salah satu pelajaran sejarah yang harus dipelajari dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Dalam hal ini, Anda sebagai penerus bangsa tentu wajib meneladani dan meneruskan perjuangan bangsa Indonesia dengan cara yang berbeda.
Originally posted 2019-05-05 18:46:16.